Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Peran Penting Teknologi Dalam Media Pembelajaran Lengkap

Peran Penting Teknologi Dalam Media Pembelajaran Lengkap Peran Penting Teknologi Dalam Media Pembelajaran Lengkap
Ketahui peran penting teknologi dalam media pembelajaran lengkap era sekarang. Saat ini tak mampu disanggah lagi bahwa teknologi ialah instrumen utama dari masyarakat dalam upaya mencapai kemakmuran melalui penciptaan nilai tambah. Kajian mendalam sudah menemukan(discover) bahwa teknologi bahwasanya merupakan hasil final dari sebuah proses yang berisikan rangkaian subproses pengamatan dan pengembangan, invensi, rekayasa dan disain, manufaktur dan pemasaran. 
Disini teknologi terbaru didefinisikan selaku ilmu wawasan yang ditransformasikan kedalam produk, proses, jasa dan struktur organisasi. Teknologi diciptakan manusia melalui penerapan(exercise) budidaya akalnya. Manusia mesti mendayakan akal pikirannya dalam mereka teknologi menurut rasio (akal) dan kemudian menjadikannya, me-yasanya, menjadi suatu produk yang kongkrit. 
Teknologi senantiasa disandingkan dengan ungkapan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan merupakan perjuangan manusia untuk mengerti gejala dan fakta alam, dan melestarikan pengetahuan tersebut secara konsepsional dan sistematis. Sedangkan teknologi yakni perjuangan manusia untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan itu untuk kepentingan dan kesejahteraan. Karena kekerabatan tersebut maka pertumbuhan ilmu wawasan selalu terkait dengan perkembangan teknologi, demikian pula sebaliknya. 
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai ciri eksponensial ialah kian usang semakin cepat, alasannya hasil dari sebuah tahap menjadi dasar dan argumentasi bagi tahap selanjutnya. Ditinjau dari tugas ekonominya teknologi ialah pendorong utama bagi penciptaan nilai tambah ekonomis. Nilai tambah ini dinikmati oleh para pelaku ekonomi, sehingga menaikkan kualitas kehidupannya. Dengan naiknya mutu kehidupan maka semakin besar pula dorongan untuk penciptaan nilai tambah agar kenaikan mutu hidup itu berkesinambungan. 
Tidak mengherankan bahwa bukan saja perkembangannya makin cepat tetapi peranan ilmu wawasan dan teknologi dalam penduduk modern bertambah lama bertambah penting. Pengembangan ilmu pengetahuan berjalan akitif di segala bidang ialah kesehatan, pertanian, ilmu ekonomi, ilmu sosial, ilmu pengetahuan alam dan sebagainya. 
Akan tetapi jikalau diperhatikan lebih teliti ada empat bidang ilmu wawasan dan teknoilogi strategis yang akan memastikan kurun depan dunia, dna alasannya adalah itu akan meningkat dengan cepat dan dengan prioritas yang tinggi bagi umat manusia, adalah :material, energi, mikroelektronik dan bioteknologi. Secara umum teknologi deawasa ini sudah merambah terhadap banyak sekali faktor di penduduk , setidaknya untuk industri, ekonomi, sosial maupun pendidikan dan terutama pembelajaran.
Proses dan produk teknologi yang dihasilkan, tidak seluruhnya mampu dimanfaatkan dan secara bekerjasama dapat dimanfaatkan untuk pendidikan utamanya untuk proses dan hasil pembelajaran. Produk teknologi seperti bioteknologi, mikroteknologi dan material tidak secara eksklusif diguanakn sebagi alat dan bahan untuk pembelajaran. Dengan demikian teknologi yang secara langsung berhubungan dengan pembelajaran ialah diadaptasi dengan makna pembelajaran itu sendiri. 
Ase suherlan (200 : 48) mengemukakan bahwa pembelajaran pada hakikatnya merupakan komunikasi yang transaksional yang bersifat timbal balik baik diantara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa dan lingkungan belajar dalam upaya mencapaian tujuan pembelajaran. Dari makna pembelajaran di atas terdapat makna inti bahwa pembelajaran mesti mengandung komponen komunikasi dan keterangan. 
Dengan demikian produk dan proses teknologi yang dibutuhkan dalam pembelajaran sesuai dengankarakteristik tersebut. Dengan demikian teknologi yang bekerjasama pribadi dengan pembelajaran yakni teknologi informasi dan komunikasi (information communication and technology). Teknologi keterangan menekankan pada pelaksanaan dan pemprosesan data mirip menangkap, mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanifulasi atau menampilkan data dengan menggunakan perangkat-perangkat teknologi elektronika khususnya komputer. 
Makna teknologi keterangan tersebut belum menggambarkan secara pribadi kaitannya dengan tata cara komunikasi, namum lebih pada pengolahan data dan isu. Sedangkan teknologi komunikasi menekankan pada penggunaan perangkat teknologi elektronika yang lebih menekankan pada faktor ketercapaian tujuan dalam proses komunikasi, sehingga data dan berita yang diolah dengan teknologi informasi harus menyanggupi standar komunikasi yang efektif. 
Sebagai teladan salah satu aplikasi teknologi keterangan dan komunikasi yakni videoconference, yang memakai teknologi informasi untuk menghubungkan (networking)antar clien dengan fasilitas internet, pesan-pesan yang disampaikan oleh kedua belah pihak diterima, dimasak, dianalisis dan ditrasmisikan, oleh teknologi isu sehingga sampai pada masing¬masing pihak lewat internet dengan jaringan satelit atau kabel. 

Peranan Penting Teknologi Komunikasi Masa Kini


Peran teknologi komunikasi adalah menertibkan prosedur komunikasi antar kedua belah pihak dengan cara desain komunikasi yang tepat, visualisasi terperinci, pesan teks, suara, video memenuhi patokan komunikasi, pengaturan feed backsehingga komunikasi berlangsung menjadi dua arah. Secara lebih ringkas, martin mengemukakan adanya keterkaitan bersahabat antara teknologi informasi dan komunikasi, teknologi informasi lebih pada sistem pengolahan berita sedangkan teknologi komunikasi berfungsi untuk pengantaran gosip(information delivery). 
Pembelajaran teknologi keterangan dan komunikasi di sekolah memadukan kedua komponen teknologi informasi dan teknologi komunikasi menjadi teknologi informasi dan komunikasi dengan tujuan siswa memiliki kompetensi untuk memanfaatkan teknologi isu selaku perangkat keras dan perangkat lunak untuk mengolah, menganalisis dan mentransmisikan data dengan memperhatikan dan mempergunakan teknologi komunikasi untuk memperlancar komunikasi dan produk teknologi info yang dihasilkan bermanfaat sebagaia alat dan bahan komunikasi yang anggun. 

Teknologi dan Hubungannya Dengan Metodologi Pembelajaran


Kata teknologi sering dipahami oleh orang awam selaku sesuatu yang berupa mesin atau hal-hal yang bekerjasama dengan permesinan, namun sesungguhnya teknologi pendidikan mempunyai makna yang lebih luas, karena teknologi pendidikan ialah perpaduan dari bagian manusia, mesin, inspirasi, prosedur, dan pengelolaannya (hoba, 1977) lalu pemahaman tersebut akan lebih terperinci dengan pemahaman bahwa pada hakikatnya teknologi adalah penerapan dari ilmu atau pengetahuan lain yang terencana ke dalam peran-peran mudah (galbraith, 1977). 
Keberadaan teknologi mesti dimaknai sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dan teknologi tidak mampu dipisahkan dari dilema, alasannya teknologi lahir dan dikembangkan untuk memecahkan persoalan yang dihadapi oleh manusia. Berkaitan dengan hal tersebut, maka teknologi pendidikan juga mampu dipandang selaku suatu produk dan proses (sadiman, 1993). Sebagai sebuah produk teknologi pendidikan mudah dipahami karena sifatnya lebih konkrit mirip radio, televisi, proyektor, ohp dan sebagainya. 
Sebagai suatu proses teknologi pendidikan bersifat absurd. Dalam hal ini teknologi pendidikan mampu dipahami sebagai sesuatu proses yang kompleks, dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, pandangan baru, perlengkapan, dan organisasi untuk menganalisis dilema, mencari jalan untuk mengatasi permasalahan,melakukan, menilai, dan mengurus pemecahan problem tersebut yang mencakup semua faktor belajar insan. (aect, 1977). 
Sejalan dengan hal tersebut, maka lahirnya teknologi pendidikan lahir dari adanya persoalan dalam pendidikan. Permasalahan pendidikan yang mencuat ketika ini, meliputi pemerataan potensi mendapatkan pendidikan, kenaikan mutu / mutu, relevansi, dan efisiensi pendidikan. Permasalahan serius yang masih dicicipi oleh pendidikan mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi ialah persoalan kualitas, pasti saja ini dapat di pecahkan lewat pendekatan teknologi pendidikan. 

Terdapat tiga prinsip dasar dalam teknologi pendidikan selaku pola dalam pengembangan dan pemanfaatannya, adalah :  pendekatan metode, berorientasi pada mahasiswa, dan pemanfaatan sumber mencar ilmu (sadiman, 1984).prinsip pendekatan metode mempunyai arti bahwa penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran perlu diseain / perancangan dengan memakai pendekatan sistem. 
Dalam merancang pembelajaran diharapkan langkah-llangkah prosedural mencakup : identifikasi persoalan, analisis keadaan, identifikasi tujuan, pengelolaan pembelajaran, penetapan metode, penetapan media penilaian pembelajaran (idi model, 1989) . 
Prinsip berorientasi pada mahasiswa beratri bahwa dalam pembelajaran hendaknya memusatkan perhatiannya pada penerima bimbing dengan memperhatikan karakteristik,minat, potensi dari mahasiswa. Prinsip pemanfaatan sumber mencar ilmu mempunyai arti dalam pembelajaran mahasiswa hendaknya bisa memanfaatkan sumber berguru untuk mengakses wawasan dan kemampuan yang dibutuhkannya.satu hal lagi lagi bahwa teknologi pendidikan adalah satu bidang yang menekankan pada aspek mencar ilmu mahasiswa. 
Keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam satu kegiatan pendidiakan adalah bagaimana mahasiswa bisa belajar, dengan cara mengidentifikasi, menyebarkan, mengorganisasi, serta memakai segala jenis sumber mencar ilmu. Dengan demikian upaya pemecahan problem dalam pendekatan teknologi pendidikan adalah dengan mendayagunakan sumber mencar ilmu. Hal ini sesuai dengan ditandai dengan pengubahan istilah dari teknologi pendidikan menjadi teknologi pembelajaran. Dalam definisi teknologi pembelajaran dinyatakan bahwa ” teknologi pendidikan ialah teori dan praktek dalam hal rancangan, pengembangan, pemanfaatan, mengelolaan, dan evaluasi kepada sumber dan proses untuk mencar ilmu” (barbara, 1994).

 

Fungsi Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Pembelajaran


Teknologi informasi dan komunikasi (tik) memilliki tiga fungsi utama yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, yakni (1) teknologi berfungsi selaku alat (tools), dalam hal ini tik digunakan selaku alat bantu bagi pengguna (user) atau siswa untuk membantu pembelajaran, misalnya dalam mengolah kata, mengolah angka, menciptakan bagian grafis, menciptakan database, menciptakan acara administratif untuk siswa, guru dan staf, data kepegawaian, keungan dan sebagainya. (2) teknologi berfungsi selaku ilmu wawasan (science). 
Dalam hal ini teknologi selaku bagian dari disiplin ilmu yang harus dikuasai oleh siswa. Misalnya teknologi komputer dipelajari oleh beberapa jurusan di perguruan tinggi tinggi seperti informatika, manajemen isu, ilmu komputer. Dalam pembelajaran di sekolah sesuai kurikulum 2006 terdapat mata pelajaran tik sebagai ilmu wawasan yang mesti dikuasi siswa semua kompetensinya. (3) teknologi berfungsi selaku materi dan alat bantu untuk pembelajaran(literacy). Dalam hal ini teknologi dimaknai sebagai materi pembelajaran sekaligus selaku alat bantu untuk menguasai sebuah kompetensi berbantuan komputer. 
Dalam hal ini komputer sudah diprogram sedemikian rupa sehingga siswa dibimbing secara sedikit demi sedikit dengan menggunakan prinsip pembelajaran tuntas untuk menguasai kompetensi. Dalam hal ini posisi teknologi tidak ubahnya sebagai guru yang berfungsi selaku : fasilitator, motivator, transmiter, dan evaluator.

 

Peran Teknologi Informasi (TI) dalam Metodologi Pembelajaran


Sebagai potongan dari pembelajaran, teknologi / TI mempunyai tiga kedudukan, ialah selaku tambahan, pelengkap, dan substitusi.

A. Peran ekstra (komplemen)


Dikatakan berfungsi selaku suplemen (extra ), apabila akseptor didik memiliki keleluasaan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran melalui TI atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada keharusan/keharusan bagi penerima bimbing untuk mengakses bahan pembelajaran lewat TI. Sekalipun sifatnya hanya opsional, akseptor asuh yang memanfaatkannya pasti akan memiliki extra wawasan atau wawasan. Walaupun bahan pembelajaran melalui TI berperan selaku tambahan, para dosen /guru tentu saja akan selalu mendorong, mengggugah, atau menganjurkan para peserta didiknya untuk mengakses bahan pembelajaran lewat ti yang telah ditawarkan.

 

Fungsi Pelengkap (komplemen)


Dikatakan berfungsi selaku aksesori (embel-embel), bila bahan pembelajaran lewat TI diprogramkan untuk melengkapi bahan pembelajaran yang diterima akseptor didik di dalam kelas. Sebagai embel-embel bermakna bahan pembelajaran melalui TI diprogramkan untuk menjadi materireinforcement (pengayaan) yang bersifat enrichment atau remedial bagi penerima didik di dalam mengikuti aktivitas pembelajaran konvensional.

 

Fungsi Pengganti (substitusi)


Beberapa sekolah tinggi tinggi di negara-negara maju memberikan beberapa alternatif model acara pembelajaran/perkuliahan terhadap para mahasiswanya. Tujuannya yakni untuk menolong memudahkan para maasiswa mengelola aktivitas pembelajaran/ perkuliahannya sehingga para mahasiswa mampu menyesuaikan waktu dan kegiatan lainnya dengan aktivitas perkuliahannya. Sehubungan dengan hal ini, ada 3 alternatif versi acara pembelajaran yang bisa dipilih para mahasiswa, yaitu apakah mereka akan mengikuti aktivitas pembelajaran yang disajikan secara (1) konvensional (tatap paras ) saja, atau (2) sebagian secara tatap tampang dan sebagian lagi lewat internet, atau bahkan (3) sepenuhnya melalui internet. 
Alternatif versi pembelajaran manapun yang akan dipilih oleh para mahasiswa tidak menjadi dilema dalam penilaian. Artinya, setiap mahasiswa yang mengikuti salah satu model penyuguhan bahan perkuliahan akan mendapatkan akreditasi atau evaluasi yang sama. Jika mahasiswa bisa menyelesaikan acara perkuliahannya dan lulus melalui cara konvensional atau sepenuhnya lewat internet, atau bahkan melalui perpaduan kedua versi ini, maka institusi penyelenggara pendidikan akan memberikan pengakuan yang serupa. 
Keadaan yang sungguh fleksibel ini dinilai sungguh membantu para mahasiswa untuk mempercepat solusi perkuliahannya. Para mahasiswa yang berguru pada lembaga pendidikan konvensional tidak butuhterlalu khawatir lagi jika tidak dapat menghadiri kegiatan perkuliahan secara fisik sebab berbenturan dengan kepentingan lain yang tidak dapat ditinggalkan atau ditangguhkan. Apabila lembaga pendidikan konvensional tersebut menyuguhkan materi pembelajaran yang mampu diakses para mahasiswa lewat internet, maka mahasiswa bisa mempelajari materi perkuliahan yang terlalaikan tersebut lewat internet. 
Dapat terjadi demikian alasannya para mahasiswa diberi keleluasaan mengikuti aktivitas perkuliahan yang sebagian disajikan secara tatap wajah dan sebagian lagi lewat internet (model pembelajaran kedua). Di samping itu, para mahasiswa juga dimungkinkan untuk tidak sepenuhnya menghadiri acara perkuliahan secara fisik. Sebagai penggantinya, para mahasiswa berguru melalui internet (versi pembelajaran ketiga).

 

Paradigma Pemanfaatan Teknologi Informasi


Yang perlu diamati sejak permulaan yakni bahwa penggunaan TI tidak sama dengan otomatisasi. TI tidak cuma memecahkan persoalan dengan menggantikan pekerjaan yang selama ini dijalankan dengan manual menjadi berbantuan teknologi. Jika paradigm berpikir itu yang digunakan, maka pemanfaatan TI, menurut hammer dan champy (1993), tidak akan menjinjing pergeseran radikal. Cara berpikir deduktif (deductive thinking) mirip ini tidak banyak menimbulkan pergantian yang radikal terkait dengan pemanfaatan TI di banding kan ji ka berpikir secara i ndu ktif (inductive thinking). 
Orang yang berpikir secara deduktif, pertama kali mencari problem yang akan dipecahkan dan kemudian memeriksa sejumlah alternatif penyelesaian yang akan digunakan. Jika TI ingin dioptimalkan pemanfaatannya dalam organisasi maka manajer/pemimpin mesti berpikir induktif. Potensi TI harus dimengerti dengan baik apalagi dulu, lalu mencari masalah yang mungkin dipecahkan. Masalah ini mungkin bahkan tidak dikenali sebelumnya atau tidak dianggap selaku problem.

 

Peran Teknologi Informasi Dalam Modernisasi Pendidikan


Perubahan tidak senantiasa membuat sesuatu lebih baik, namun untuk menjadi lebih baik, sesuatu mesti berganti (?). Menurut resnick (2002) ada tiga hal penting yang mesti dipikirkan ulang terkait dengan modernisasi pendidikan: (1) bagaimana kita berguru (how people learn); (2) apa yang kita pelajari(what people learn); dan (3) kapan dan dimana kita mencar ilmu (where and when people learn). Dengan mencermati tanggapan atas ketiga pertanyaan ini, dan peluangTI yang mampu dimanfaatkan seperti telah diuraikan sebelumnya, maka tugas TI dalam moderninasi pendidikan bangsa bisa dirumuskan. 
Pertanyaan pertama, bagaimana kita belajar, terkait dengan tata cara atau model pembelajaran. Cara berinteraksi antara guru dengan siswa3 sungguh menetapkan versi pembelajaran. Terkait dengan ini, menurut pannen (2005), dikala ini terjadi perubahan paradigma pembelajaran terkait dengan ketergantungan terhadap guru dan peran guru dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran sebaiknya tidak 100% bergantung kepada guru lagi (instructor dependent) tetapi lebih banyak terpusat terhadap siswa (student-centered learning atau instructor independent). Guru juga tidak lagi dijadikan satu¬satunya tumpuan semua pengetahuan namun lebih selaku fasilitator atau konsultan (resnick, 2002). 
Intervensi yang bisa dijalankan TI dalam versi pembelajaran ini sangat terang. Hadirnyae – learning dengan semua variasi tingkatannya telah memfasilitasi perubahan ini. Secara umum, e-learning dapat didefinisikan sebagai pembelajaran yang disampaikan lewat semua media elektro termasuk, internet, intranet, extranet, satelit, audio/video tape, TV interaktif, dan CD rom (govindasamy, 2002). Menurut kirkpatrick (2001), e-learning sudah mendorong demokratisasi pengajaran dan proses pembelajaran dengan memberikan kontrol yang lebih besar dalam pembelajaran terhadap siswa. 
Hal ini sangat sesuai dengan prinsip penyelenggaraan pendidikan nasional seperti termaktub dalam pasal 4 undang-undang nomor 20 tahun 2003 wacana metode pendidikan nasional yang menyatakan bahwa “pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi insan, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa”. Secara biasa , intervensi e-learning dalam proses pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi dua: komplementer dan substitusi. 
Yang pertama mengandaikan bahwa cara pembelajaran dengan pertemuan tatap-paras masih berlangsung tetapi ditambah dengan versi interaksi berbantuan ti, sedang yang kedua sebagian besar proses pembelajaran dikerjakan berbantuan TI. Saat ini, regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah juga telah memfasilitasi pemanfaatan e-learning selaku substitusi proses pembelajaran konvensional. Surat keputusan menteri pendidikan nasional no. 107/u/2001 dengan terang membuka koridor untuk menyelenggarakan pendidikan jarak jauh di mana e-learning bisa masuk memainkan tugas. Pertanyaan selanjutnya ialah apa yang kita pelajari. 
Pertanyaan-pertanyaan mirip apakah kurikulum sudah sesuai dengan kebutuhan siswa dan apakah kurikulum sudah dirancang untuk menyiapkan siswa untuk hidup dan bekerja pada periode yang akan tiba perlu sekali lagi dilontarkan. Perkembangan TI yang sangat pesat harus dipertimbangkan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Menurut resnick (2002), selain TI akan sangat mewarnai masa depan, TI juga mengganti tidak hanya kepada apa yang semestinya dipelajari oleh siswa, namun juga apa yang mampu dipelajari. 
Sangat mungkin banyak hal yang sebaiknya atau mampu dipelajari siswa namun tidak mampu dimasukkan ke dalam kurikulum sebab “ruang” yang terbatas atau kompleksitas yang tinggi dalam mengajarkannya. Terkait dengan ini, paradigma pembelajaran yang sebelumnya mengandaikan bahwa sumberdaya pembelajaran cuma terbatas pada materi di kelas dan buku harus diubah. 
Hadirnya TI, khususnya internet, sudah menawarkan sumberdaya pembelajaran yang tidak terbatas. Sebagai acuan, survei yang dilakukan oleh penulis pada siswa smu di yogyarta, bantul, dan gunungkidul mendapatkan bahwa lebih dari 10% siswa memakai komputer untuk rancangan grafis yang tidak diajarkan di sekolah. 
Pertanyaan sederhana yang timbul adalah bagaimana mereka belajar? Jawabannya sangat lugas: saluran kepada komputer dan internet sudah memungkinkan hal itu terjadi. Diskusi seperti ini mampu diperpanjang untuk tidak menghalangi pembelajaran cuma pada institusi formal. Sudah saatnyalearning society dikampanyekan sebagai salah satu manifestasi kesadaran semangat pembelajaran sepanjang hayat (long-life learning). 
Bukankah kita tidak jarang merasa tidak tahu apa yang mesti dipelajari karena tidak tersedia akomodasi /informasi tentang itu? Karenanya, gerakan untuk membuka kanal gosip dan wawasan seluas-seluasnya kepada penduduk menjadi suatu keharusan. Teknologi keterangan, utamanya internet, dalam hal ini memperlihatkan peluang untuk itu. Kapan dan dimana belajar dilaksanakan ialah pertanyaan ketiga yang perlu dipikirkan kembali jawabannya. 
Apakah harus dalam ruangan kelas dalam waktu tertentu atau tidak terbatas ruang dan waktu? Model pembelajaran tatap-tampang yang banyak membatasi waktu dan kawasan berguru. Sebagai aksesori(atau substitusi), teknologi e-learning hadir untuk memberikan keleluasaan terhadap siswa dalam memilih kawasan, waktu, dan ritme berguru (kirkpatrick, 2004). Interaksi yang difasilitasi oleh TI ini mampu terjadi secara sinkron (pada waktu yang sama) maupun asinkron (dalam waktu yang berlawanan). E-learning bisa difasilitasi secara online maupun offline namun berbantuan TI. Produksi cd-rom dengan konten materi pembelajaran tergolong di dalamnya. 
Kini, kita mampu dapatkan banyak cd-rom untuk pembelajaran di pasaran; mulai untuk balita. Bahkan beberapa cd-rom sudah memfasilitasi siswa belajar sesuai dengan kurikulum yang sedang berlangsung dengan bungkus yang menawan. Dalam hal ini, TI mampu mendatangkan digital excitement dalam proses pembelajaran. Salah satu perusahaan yang memproduksi cd-rom seperti ini yakni kebijaksanaan (www.akalinteraktif.com). Untuk menfasilitasi e-learning dengan tunjangan koneksi internet, dalam bertahun-tahun terakhir, telah dikembangkan banyak aplikasi yang dirancang untuk mendukung proses pembelajaran. Aplikasi ini sering disebut denganlearning management system (lms). 
Lms ini mengintegrasikan banyak fungsi yang mendukung proses pembelajaran seperti menfasilitasi aneka macam macam bentuk bahan instruksional (teks, audio, video), e-mail, chat, diskusi online, lembaga, kuis, dan penugasan. Beberapa contoh lms yakni webct (www.webct.com), blackboard (www.blackboard. Com), macromedia breeze (www.macromedia.com/software/breeze/), dan fronter (www.fronter.no). Lms telah banyak diadopsi oleh banyak lembaga pendidikan di dunia. Sebagi contoh, webct sudah dipakai lebih dari 2200 pt di seluruh dunia (pituch dan lee, 2004). Blackboard juga sudah banyak digunakan oleh pendidikan setingkat smu (www.blackboard.com).
Banyak kritik dialamatkan kepada penggunaan lms yang dianggap tidak membertimbangkan aspek pedagogis. Karenanya, berdasarkan institute for higher education policy, amerika (dalam govindasamy, 2002) terdapat tujuh parameter yang perlu diperhatikan dalam menerapkan e-learning yang mempertimbangkan prinsip-prinsip pedagogis, yakni: (1) institutional support; (2) course development; (3) teaching and learning; (4) course structure; (5) student support; (6) faculty support; dan (7) evaluation and assessment.
Karenanya, dalam bahasa lainnya, soekartawi (2003) mengidentifikasi bahwa kesuksesan implementasi e-learning sungguh tergantung kepada penilaian apakah: (a) e-learning itu sudah membuat suatu kebutuhan; (b) tersedianya infrastruktur penunjang seperti telepon dan listrik (c). Tersedianya kemudahan jaringan internet dan koneksi internet; (d) software pembelajaran (learning management system); (e) kemampuan dan ketrampilan orang yang mengoperasikannya; dan (f) kebijakan yang mendukung pelaksanaan program e-learning.
Dalam konteks yang lebih luas, ialah dalam administrasi dunia pendidikan, berdasar studi tentang tujuan pemanfaatan TI di dunia pendidikan ternama di amerika, alavi dan gallupe (2003) menerima beberapa tujuan pemanfaatan TI, adalah (1) memperbaiki competitive positioning; (2) meningkatkan merk image; (3) memajukan mutu pembelajaran dan pengajaran; (4) memajukan kepuasan siswa; (5) meningkatkan pemasukan; (6) memperluas basis siswa; (7) mengembangkan mutu pelayanan; (8) mengurangi biaya operasi; dan (9) membuatkan produk dan layanan baru. Karenanya, tidak aneh jika saat ini banyak perguruan tinggi tinggi tinggi di indonesia yang berlomba¬lomba berinvestasi dalam bidang TI untuk mengungguli persaingan yang makin ketat.

 

Masalah Akibat Penggunaan Teknologi Informasi


Seperti teknologi lain yang telah hadir ke paras bumi ini, TI juga hadir dengan dialektika. Selain membawa banyak potensi manfaat, kedatangan TI juga bisa menjinjing dilema. Khususnya internet, penyebaran informasi yang tidak mungkin terkendalikan telah membuka kanal terhadap informasi yang tidak bermanfaat dan merusak susila. Karenanya, penyiapan adab siswa juga perlu dikerjakan. Etika yang terinternalinasi dalam jiwa siswa yaitu firewall4 terkuat dalam menghadang serangan gosip yang tidak berkhasiat. 
Masalah lain yang timbul terkait asimetri susukan; terusan yang tidak merata. Hal ini akan menimbulkan kesenjangan digital (digital divide) kian lebar antara siswa atau sekolah dengan derma sumberdaya yang kuat dengan siswa atau sekolah dengan sumberdaya yang terbatas (lihat juga lie, 2004). Survei yang dilakukan oleh penulis pada mei 2005 di tiga kota/kabupaten di propinsi di yogyakarta terhadap 298 siswa dari 6 buah smu yang berlainan menunjukkan bahwa jalan masuk kepada komputer dan internet di daerah kota (i.e. Kota yogyakarta) jauh lebih baik dibandingkan dengan daerah pinggiran (i.e. Kabupaten bantul dan gunungkidul). 
Jika hanya sekolah swasta yang dianalisis, kesenjangan ini menjadi sangat tinggi. Akses siswa smu swasta di kota yogyakarta terhadap komputer dan internet secara signifikan jauh lebih tinggi ketimbang siswa smu swasta di kabupaten bantul dan gunungkidul. Minimal, hal ini memberikan sinyal adanya kesenjangan digital antar kalangan dalam penduduk , baik dikategorikan menurut lokasi geografis maupun tingkat ekonomi. Untuk problem kesenjangan ini, semua pihak (e.g. Pemerintah, lembaga swadaya penduduk (lsm), dunia pendidikan, dan industri) dapat mulai mempertimbangkan program untuk memajukan dan memeratakan aksesterhadap teknologi informasi di dunia pendidikan. 
Program yang difasilitasi oleh sekolah2000 (www.sekolah2000.or.id) dengan membagikan komputer layak pakai ke sekolah-sekolah adalah suatu pola menawan. Tentu saja program mirip ini mesti dibarengi dengan penyiapan infrastruktur lain mirip listrik dan telepon. Pelatihan-pembinaan untuk memajukan melek(literacy) TI juga pintu masuk lain yang perlu dipikirkan untuk meningkatkan pengertian terhadap peluangti, yang pada kesannya dikehendaki memajukan kesadaran (awareness). 
Tanpa awareness,pemanfaatan TI tidak maksimal, dan yang lebih mengkhawatirkan lagi sukar untuk berkesinambungan(sustainable)5. Dalah kaitan ini, program untuk peningkatan awareness yang berkesinambungan mirip pendidikan berkelanjutan lewat berbagai media (e.g. Pelatihan konvensional dan media massa) dan kontes situs web sekolah (seperti yang diadakan oleh sekolah2000 setiap tahun) ialah suatu alternatif yang perlu dipikirkan. 
Pertanyaan yang mesti dimunculkan bukannya, “bagaimana kita dapat menggunakan kemampuan ti untuk meningkatkan apa yang sudah kita laksanakan?”, tetapi “bagaimana kita mampu memakai TI untuk mengerjakan apa yang belum kita lakukan?.” Pertanyaan yang pertama lebih terkait dengan otomatisasi, yang juga dapat memajukan efisiensi, namun tidak sebaik yang dihasilkan oleh rekayasa-ulang (reengineering) berbantuan ti. Rekayasa ulang ini banyak dilakukan oleh dunia industri. Dengan sudut pandang yang lain, davenport dan short (1990) mendefinisikan 10 peran yang dapat dimainkan oleh TI, yakni transactional, geographical, automatical, analytical, informational, sequential, knowledge management, tracking, dan disintermediation. Semua peran ti ini dapat dikontekstualisasikan dengan keperluan dunia pendidikan.
Dalam bahasa yang lain, al-mashari dan zairi (2000) menyatakan bahwa faedah ti yaitu pada kemampuannya yang (1) enabling parallelism; (2) facilitating integration; (3) enhancing decision making; dan (4) minimizing points of contact. Pemahaman terhadap tugas yang mampu dimainkan oleh ti atau potensi yang ditawarkan oleh TI ialah modal permulaan dalam berpikir induktif. Dengan demikian, akibatnya, TI mampu diekspoitasi untuk menerima manfaat yang maksimal.

 

Pemanfaatan Teknologi Informasi Sebagai Sumber Media Belajar


Belajar mengajar sebagai sebuah proses ialah sebuah tata cara yang tidak terlepas dari tata cara yang yang lain yang saling berinteraksi. Salah satu komponen dalam pembelajaran ialah sumber belajar (learning resources). Sumber berguru lahir dalam upaya untuk meningkatkan kadar hasil berguru. Secara sederhana sumber berguru adalah daya yang mampu dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran untuk akomodasi kepada mahasiswa dalam mencar ilmu memeahami dan menemukan sebuah kemampuan (performace) dalam pembelajaran. 
Dalam pengembangannya, sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu pertama, sumber belajar yang dirancang atau secara sengaja dibentuk untuk pembelajaran disebut juga learning resources by design misalnya : buku, brosur, ensiklopedia, film, video, tape, slide, film strip, dll, kedua sumber belajar dimanfaatkan dan tidak secara sengaja dirancang untuk pembelajaran yang ada disekitar kita
Sumber mencar ilmu ini disebut juga learning resources by utilization. Misalnya : alam sekitar, pasar, toko, museum, tokoh masyarakat dan sebagainya. Semua sumber berguru baik yang dirancang maupun yang tidak dirancang mampu diklasifikasikan yang meliputi : orang, peralatan, teknik dan tata cara, dan lingkungan. Secara rinci sumber berguru terdiri dari :
  • Istilah people atau man selaku pihak yang menyelurkan pesan pembelajaran misalnya dosen, guru / dosen, penceramah, dll.
  • Media instrumentation mencakup matterial dan device selaku bahan (software) dan perlengkapan (hardware)
  • Technice atau methode selaku cara atau metode dalam menyampaikan informasi.
  • Environment atau setting selaku lingkungan tempat interaksi belajar

 

Penggunaan Pada Media Pembelajaran


Secara sederhana perumpamaan media bisa didefinisikan selaku mediator atau pengirim . Sedangkan perumpamaan pembelajaran ialah keadaan untuk membuat seseorang melaksanakan acara berguru. Dengan merujuk pada devinisi tersebut maka media pembelajaran yaitu wahana penyalur pesan atau berita mencar ilmu sehingga mengkondisikan seseorang untuk belajar atau banyak sekali jenis sumberdaya yang dapat difungsikan dalam proses pembelajaran, menurut ruang lingkup sumber mencar ilmu di atas, maka media pembelajaran ialah kepingan dari sumber mencar ilmu yang menakankan pada software atau perangkat lunak dan hardware atau perangkat keras.nilai media diputuskan oleh fungsinya yang sungguh besar lengan berkuasa untuk memajukan kadar hasil berguru, beberapa fungsi media meliputi : Menangkap suatu objek atau insiden tertentu.insiden-peristiwa penting atau objek yang langka, dapat di abadikan dengan foto film atau direkam lewat radio lalu kejadian itu mampu disampaikan dan mampu dipakai manakala diharapkan.guru / dosen mampu menerangkan proses terjadinya gerhana matahari yang langka lewat hasil rekaman video. Atau bagaimana proses pertumbuhan ulat menjadi kupu-kupu proses perkembangan bayi dalam rahim dari mulai sel telur dibuahi sampai menjadi embrio dan menjelma bayi. 
Dalam pelajaran ips guru / dosen dapat menjelaskan bagaimana terjadinya insiden proklamasi melalui tayangan film dan sebagainya.  Memanipulasi kondisi, kejadian atau objek tertentu.dengan menggunakan versi sebagai media, maka guru / dosen dapat menghidangkan pengalaman yang konkrit terhadap mahasiswa. 
Contohnya, guru / dosen ingin menerangkan wacana candi borobudur di dalam kelas maka guru / dosen mampu membuat miniatur atau model candi tersebut dalam ukuran kecil. Demikian juga mengambarkan cara kerja sebuah alat atau organ tubuh insan mirip jantung maka melalui film loop yang bergerak terus menerus, cara kerja itu mampu lebih dimengerti oleh sisswa.
Kesempatan belajar yang lebih merata. Dengan mengggunakan berbagai media seperti audio, video, slide suara, dan sebagainya, memungkinkan setiap orang dapat mencar ilmu dimana saja dan kapan saja. Pengajaran lebih menurut ilmu. Dengan menggunakan media proses mencar ilmu mengajar akan lebih bersiklus dengan baik karena media dianggap selaku penggalan yang integral dari tata cara berguru mengajar, oleh karena itu sebelum pelaksanaannya guru / dosen dihadapkan kepada satu keharusan untuk mengidentifikasi dan karakteristik itu mahasiswa sehubungan dengan memakai media.
  • Menampilkan objek yang terlalu besar untuk dibawa keruang kelas.
  • Memperbesarserta memperjelas objek yang terlalu kecil yang merepotkan nampak dilihat mata, seperti sel-sel butir darah/molekul basil dan sebagainya.
  • Mempercepat gerakan sebuah proses yang terlalu lambat sehingga dapatdilihat dalam waktu yang relatif cepat.
  • Memperlambat suatu proses gerakan yang terlalu cepat.
  • Menyederhanakan suatu objek yang terlalu komplek.
  • Memperjelas suara-bunyian yang sangat lemah sehingga mampu di tangkap oleh telinga.

Manfaat lain dari media pembelajaran ialah : pertama, media mampu menanggulangi kekurangan pengalaman yang dimiliki mahasiswa, kedua, media bisa menangani batas ruang kelas ketiga, mampu memungkinkan terjadinya iteraksi langsung antara penerima dan lingkungan. Keempat, media bisa menghasilkan keseragaman pengamat. Kelima, media dapat menanamkan rancangan dasar yang benar, aktual dan sempurna. 
Keenam, media mampu menghidupkan motifasi dan merangsang akseptor untuk mencar ilmu dengan baik. Ketujuh, media mampu membangkitkan impian dan minat gres. Kedelapan,media mampu menertibkan atau kecepatan berguru akseptor. Kesembilan, media mampu memberikan pengalaman yang menyeluruh dari hal-hal yang konkrit sampai yang abstrak. Pentingnya penggunaan media dalam pembelajaran, diperkuat oleh pertimbangan edgare dale yang mengemukakan teori yang kemudian lebih dikenal dengan teori kerucut pengalaman : dalam teori ini kesuksesan berguru diukur dengan kadar pengalaman berguru yang diperoleh mahasiswa tergantung perlakukannya dalam berguru, baik perlakukan guru / dosen atau program mahasiswa saat berguru. 
Dari gambaran di atas, mampu diterangkan bahwa perlakukan dalam pembelajaran akan menghipnotis kepada pengalaman belajar, kian absurd perlakukan dalam pembelajaran misalnya dengan ceramah yang memakai simbol, berguru dengan membaca maka pengalaman mencar ilmu yang diperoleh tidak terlalu besar, sebaliknya kian menggunakan media yang mengarahkan pada aktivitas pribadi (performane) maka pengalaman mencar ilmu akan diperoleh secara maksimal. 
Kedudukan media cukup penting artinya dalam meningkatkan kadar informasi yang kita ingat (70%) dibandingkan dengan pembelajaran melalui metode ceramah (20%). Berdasarkan klasifikasinya ely (1980 : 22) mengklasifikasikan media menjadi 6 penjabaran adalah : (1.) Kelompok media gambar membisu/tidak bergerak, seperti gambar. Foto, peta, katun, ssketsa, grafik dan sebagainya. (2) benda-benda yang cuma mampu didengar, seperti radio rekaman piring hitam, tape rekorder, dan sebagainya. (3) gambar hidup yang bersuara maupun yang tidak bersuara mirip film 8 mm dan film ukuran 16 mm. (4) televisi dan radio, (5) benda-benda asli, orang versi dan simulasi benda atau objek adalah benda yang sesngguhnya yang mampu diperoleh dari lingkungan sekitar mirip dari kebun sekolah atau lingkungan sekolak. 
Orang ialah insan-insan yang mampu dijadkan selaku sumber berguru mirip guru / dosen, tokoh penduduk , putakawan dokter, dan orang yang mempunyai keterampilan masing-masing. Model yaitu seluruh benda-benda tiruan sehingga model kerngka manusia, versi jatung, versi kendaraan beroda empat-mobilan, dan sebagainya. Sedangkan simulasi adalah aktifitas mahasiswa sebagai peniruan situasi yang bahu-membahu, mirip tingkah laris seseorang dokter dalam investigasi pasaien, tingkah laris pengemudi versi dan sebagainya. (6) pengajaran program dan pengajaran dengan sumbangan komputer, yaitu benda-benda atau pengajaran yang telah dipersiapkan, sebelumnya untuk dipakai oleh mahasiswa untuk bahan berguru, mirip buku, teks, modul, dan acara pengajaran yang disiapkan dengan menggunakan komputer.

Pengaplikasian Teknologi Multimedia Dalam Pembelajaran


Teknologi perangkat keras yang berkernbang cukup lama, sudah memperlihatkan peran serta yang sangat besar dalam acara penyuguhan., ketika ini teknologi pada bidang rekayasa komputer mengambil alih peranan alat presentasi pada abad sebelumnya. Penggunaan perangkat lunak perancang penyuguhan seperti microsoft power point yang dikernbangkan oleh microsoft inc” corel presentation yang dikernbangkan oleh coral inc” sampai perkernbangan terbaru perangkat lunak yang dikernbangkan macromedia inc, yang mengernbangkan banyak sekali jenis perangkat lunak untuk mendukung kepentingan tersebut. Berbagai perangkat lunak yang memungkinkan presentasi dikemas dalam bentuk multimedia yang dinamis dan sangat menarik. 
Perkernbangan perangkat lunak tersebut disokong oleh perkernbangan sejumlah perangkat keras penunjangnya. Salah satu produk yang paling banyak mernberikan efek dalam penyuguhan materi penghidangan digital saat ini ialah perkernbangan monitor, kartu video, kartu audio serta perkernbangan proyektor digital (digital image projector) yang memungkinkan bahan presentasi bisa disajikan secara digital untuk bermacam-macam kepentingan dalam aneka macam kondisi dan suasana, serta ukuran ruang dan banyak sekali karakteristik audience. 
Tentu saja hal ini menimbulkan perubahan besar pada ekspresi dominan tata cara penyajian dikala ini. Pengolahan materi penghidangan dengan memakai komputer tidak hanya untuk dipresentasikan dengan menggunakan alat penghidangan digital dalam bentuk multimedia projector (seperti lcd, in-focus dan sejenisnya), melainkan juga bisa dipresentasikan melalui perlengkapan proyeksi lainnya, mirip over head projector (ohp) dan film slides projector yang telah lebih dulu dibuat . 
Sehingga lembaga atau instansi yang belum memiliki perangkat alat penyajian digital akan namun telah mempunyai kedua alat tersebut, mampu mempergunakan pengolahan materi penyajian melalui komputer secara maksimal. Dalam sudut pandang proses pernbelajaran, penyajian ialah salah satu sistem pernbelajaran. Penggunaannya yang menempati frekuensi paling tinggi ketimbang tata cara yang lain. 
Berbagai alat yang dikernbangkan, sudah mernberikan efek yang sangat basar bukan cuma pada pengernbangan acara gampang dalam kegiatan penyajian pembelajaran akan tetapi juga pada terori-teori yang mendasarinya. Perkembangan terakhir pada bidang penyajian dengan alat bantu komputer telah menyebabkan pergantian permintaan penyelenggaraan pendidikan dan training dalam berbagai faktor. Diantaranya permintaan kepada kenaikan kesanggupan dan kemampuan para guru / dosen, dosesn, instruktur/widiaiswara serta para professional yang lain di dalam mengolah bahan-bahan pembelajaran/pelatihan ke dalam media penyajian yang berbasis komputer.

Penggunaan Bahan Pembelajaran Interaktif (CBI)


Berkembangnya ilmu dan teknologi, menjinjing pergeseran pula pada learning matterial atau bahan mencar ilmu. Sebelum berkembangnya teknologi komputer bahan berguru yang pokok dipakai dalam dunia pendidikan adalah semua yang bersifat printed matterial, seperti halnya buku, modul, makalah, majalah, koran, tabloid, jurnal, hand out liflet, buklet dan sebagainya yang seluruhnya menggunakan bahan tercetak. 
Adanya pergeseran dalam bidang teknologi terutama teknologi informasi, menjinjing paradigma gres pada larning matterial dan learning method. Produk ti cukup umur ini sudah memberikan alternatif berupa bahan mencar ilmu yang mampu digunakan dan diakses oleh akseptor latih yang tidak dalam bentuk kertas tetapi berupa CD, DVD, flashdisk, dll. Inti dari bahan tersebut yaitu berupa acara/software yang mampu dimanfaatkan apakah sekedar mengambil data, membaca, download bahkan sampai berinteraksi antara program dengan mahasiswa dan guru / dosen dengan mempergunakan komputer selaku perangkat utama. 
Dalam terminologi teknologi pembelajaran konsep tersebut diketahui dengan ungkapan pembelajaran berbasis komputer atau CBI (computer based instruction). Dalam hal ini komputer tidak cuma dimaknai selaku ilmu yang mesti dipelajari mahasiswa (computer as science) namun komputer selaku alat yang menolong untuk mempebelajari berbagai materi pelajaran (computer as tools).

Berikut ialah Karakteristik CBI :


1. Representasi isi


Pembelajaran interaktif tidak sekedar memindahkan teks dalam buku, atau modul menjadi pembelajaran interaktif , tetapi materi dipilih yang benar-benarrepresentatif untuk dibuat pembelajaran interaktif. Misalnya khusus bahan yang perlu terdapat unsur animasi, video, simulasi, demonstrasi dan games, mahasiswa tidak cuma membaca teks tetapi juga melihat animasi perihal suatu proses ibarat proses yang sesungguhnya, sehingga memudahkan pengertian dengan biaya yang relatif lebih rendah dibanding langsung pada objek positif.

2. Visualisasi dengan video dua dimensi , tiga dimensi dan animasi


materi dikemas secara multi media terdapat didalamnya teks, animasi, sound dan video sesuai permintaan bahan. Teknologi 2d dan 3d dengan variasi teks akan mendominasi kemasan materi, hal ini cukup efektif untuk mengajarkan materi-materi yang sifatnya aplikatif, berproses, sul it terjangkau, berbahaya kalau pribadi diperaktekan, memiliki tingkat keakurasian tinggi. Misal nya proses perakitan mesin, proses terjadinya hujan, proses peredaran darah pada tubuh, pergeseran wujud benda dll dengan logika yang serupa mampu dibentuk dengan teknologi animasi.
Menggunakan warna yang sarat /menawan dan grapik dengan resolusi yang tinggi. Tampilan berupa template dibentuk dengan teknologi rekayasa digital dengan resolusi tinggi tetapi support untuk setiap spech metode komputer. Tampilan yang menarik dengan memperbanyak image dan objek sesuai permintaan materi, akan mengembangkan ketertarikan mahasiswa terhadap bahan pengajaran, tidak menciptakan jenuh, bahkan menggembirakan. Penggunaan template banyak warna untuk mahasiswa pra-sekolah dan sd condong lebih disukai sesuai dengan tingkat perkembangannya.

3. Tipe-tipe pembelajaran yang beraneka ragam


Kami juga memberikan variasi type pembelajaran sesuai dengan kajian teori dalam “computer based instruction” atau cbi, yaitu 4 type pembelajaran : (1) tipe pembelajaran tutorial, (2) tipe pembelajaran simulasi (3) tipe pembelajaran permainan/games, (4). Tipe pembelajaran latihan (drills). Penggunaan type ini mampu dirancang secara terpisah atau kolaboratif diantara ketiganya, diubahsuaikan dengan permintaan materi dan ajakan pengerjaan.

4. Respon pembelajaran dan penguatan


Pembelajaran interaktif berbasis web memberikanrespon kepada stimulus yang diberikan oleh mahasiswa pada dikala mengoperasikan program. Komputer sudah diperogram dengan menawarkan data based terhadap kemungkinan balasan yang diberikan oleh mahasiswa. Selain itu setiap respon dimungkinkan untuk diberikan penguatan (reinforcemen) secara otomatis yang sudah terprogram, penguatan terhadap tanggapan benar dan salah dari mahasiswa. Reinforcemen diberikan untuk memajukan motivasi dan ketertarikan mahasiswa pada acara.

5. Mengembangkan prinsip self evaluation


Pembelajaran interaktif berbasis web juga menyediakan akomodasi dimana mahasiswa mampu melatih kesanggupan dalam penguasaan bahan dengan menjawab soal-soal yang sudah ditawarkan. Mahasiswa juga mampu melihat skor hasil berguru yang diperoleh. Program akan menyediakan akomodasi dimana mahasiswa dapat mengulangi mempelajari bahan jika score belum maksimal. Khusus untuk type pembelajaran drills, program dirancang dengan lebih banyak menyajikan soal latihan untuk mengasah kesanggupan mahasiswa.

6. Teknologi cetak (printed technology)


Bahan pembelajaran mampu dikemas dalam bentuk printed matterial yakni bahan¬materi yang tercetak, misalnya modular, pembelajaran terprogram, bahan ajar suplemen, buku, booklet, liflet, dan lain-lain. Dengan pendekatan teknologi pendidikan packing materi asuh perlu mengamati faktor-faktor diantaranya : keterbacaan visual, berguru tuntas, menawan perhatian , reinforcemen. Yang dimaksud dengan keterbacaan visual yaitu materi didik mesti memiliki keterbacaan yang tinggi oleh pengguna diantaranya penyeleksian gambar atau gambaran sesuai dengan tema / isi dibuat sederhana dan tidak terlampau terkesan ramai. 
Penggunaan bahasa simplel sesuai dengan kaidah dan tingkat kesulitan bahasan (skup dan seqwence) sesuai dengan tingkatan usia pembaca. Selain itu diperhatikan juga aspek pemilihan warna dan penggunaan outline. 

Beberapa jenis printed matterial diantaranya :


a. Pengajaran terprogram


Pengajaran terprogram (proggrame instruction) ialah salah satu sistem pembelajaran individual dimaan mahasiswa belajar dengan program ini dapat terjadi di luar kelas tanpa kehadiran guru / dosen. .dalam pembelajaran terprogram terdapat beberapa model atau tipe yang dikemukakan oleh para mahir secara lazim terdapat dua tipe adalah tipe linear dan tipe bercabang (branching). Pada setiap tipe disusun menjadi beberapa frame atau bingkai.tiap bingkai mengandung beberapa komponen yaitu : (a) isu sesuatu yang disampaikan, (b) pertanyaan sebagai bahan latihan, (c) tanggapanyang berfungsi sebagai kunci balasan.

b. Pembelajaran modular


Modul yakni kesatuan acara yang bisa mengukur tujuan pembelajaran. Modul juga mampu dipandang selaku paket acara yang disusun dalam bentuki satuan tertentu guna kebutuhan mencar ilmu. Secara lebih lengkap modul yaitu satu unit acara mencar ilmu yang mengajar terkecil yang secara terinci menggariskan (1). Tujuan pokok materi yang dipelajari (tujuan biasa ) (2). Tujuan instruksional khusus, (3) pokok bahan yang akan dipelajari, (4) kedudukan dan fungsi satuan dalam kesatuan program yang lebih luas, (5) kiprah guru / dosen dalam aktivitas berguru mengajar, (6) alat dan sumber yang mau digunakan, (7)kegiatan mencar ilmu mengajar yang akan dilakukan dan (8) lembaran-lembaran kerja mahasiswa yang harus dijalankan selama kegiatan pembelajaran.
Manfaat model untuk pembelajaran yaitu : (1). Terdapat kenaikan motivasi berguru secara maksimal, (2) adanya peningkatan kreativitas guru / dosen dalam merencanakan alat dan materi-bahan yang diharapkan dan pelayanan perorangan yang lebih optimal, (3). Adanya prinsip maju berkesinambungan yang tidak terbatas. (4). Adanya perwujudan berguru yang lebih berfokus. 

6. Pemanfaatan Internet Sebagai Sumber Media Belajar


Karakteristik internet mengapa diperlukan untuk pembelajaran yakni internet sudah memakai teks, grafik, video dan juga audio secara tolong-menolong. Internet juga mampu meraih student di mana saja tanpa memperhatikan daerah dan waktu. Internet mampu memberikan layanan video walaupun tidak semenarik videotape, tv ataupun cd-rom. 
Internet mampu berinteraksi secara real time, tetapi tidak sebaik seperti telepon ataupun video konverensi. Internet bisa menawarkan keterangan secara tekstual, tetapi tidak selengkap buku atau majalah. Tetapi mengapa dikala ini internet sungguh diperlukan ? Jawabannya sebab internet memiliki beberapa kelebihan dibandingan media lain. Internet mengkombinasikan kelebihan dari media lain sehingga penyampaian video dan suara lebih baik dari buku, lebih interaktif dari videotape dan mirip halnya cd-rom, internet mampu menghubungkan orang dari aneka macam kawasan dengan mudah dan cepat. 
Keuntungan yang lain, internet bukan cuma media penyampai tetapi juga bisa selaku content provider. Oleh sebab itu tidak bisa disanggah bahwa internet ialah sumber informasi paling besar dan beragam saat ini. Materi suatu pelajaran merupakan variasi dari beberapa komponen, antara lain : textual material, simulation models, exercises, problems, dan feedback information, etc. Tiap tipe dari materi tersebut bisa diterangkan dan disampaikan dalam beberapa cara. Hal yang harus diamati dalam penyampaian sebuah bahan oleh penyelenggara yaitu selengkap apa bahan yang diberikan ke student sehingga menyebabkan respek kepada student kepada gosip tersebut dan seberapa jauh materi tersebut bisa mensupport harapan student untuk menerima atau mengetahui isyarat yang dikehendaki? 

Berikut yakni beberapa hal yang mampu dilakukan dalam proses belajar lewat internet :

  • Information servers (manual, buku, expositions, bibliographies, programs, dll.)
  • Distribusi materi pendidikan (texts, programs)
  • Kurikulum, tutorial pelajaran dan latihan dalam bentuk hypertext format
  • Implementasi collaborative work (dynamic hypertext, conferencing system, co-writing)
  • Question & answering
  • Antarmuka ke setempat klien (simulasi, programming environments, tutors, dll.)
Dalam hal disain lingkungan mencar ilmu. Membentuk lingkungan mencar ilmu artinya membentuk suatu lingkungan yang merupakan proses penyampaian sebuah sumber materi dan bagaimana taktik komunikasi yang dipakai antara guru / dosen dan murid atau antara murid itu sendiri dalam sebuah proses belajar. Komunikasi dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain melalui videoconference, email, chatting, ataupun melalui telepon. Keputusan untuk menetapkan desain web, email yang dipakai, juga menginstall metode manejemen kursus merupakan hal yang terpenting dalam pembentukan lingkungan belajar. 

Desain proses yang dijalankan penyelenggara pendidikan mampu mengikuti cara konvensional:


  • Menentukan karakteristik group student.
  • Spesifikasi harapan student.
  • Identifikasi subyek bahan dan kegiatan penilaian.
  • Menentukan strategi pengajaran.
  • Desain sumber bahan dan taktik komunikasi yang digunakan.
  • Implementasi rancangan dalam bentuk percontohan dan dicobakan ke representative students
  • Peninjauan dan validasi kembali rancangan.
  • Install and deliver
  • Monitor and review
Pembelajaran seni juga mampu menggunakan internet selaku alat untuk mencari ilmu pengetahuan tentang seni dan seklaigus selaku alat untuk mempublikasikan hasil karya seni. Di internet terdapat situs-situs yang bekerjasama dengan seni dan budaya budaya yang bisa dijadikan bahan untuk berguru dan pembelajaran, tengoklah situs http://www.indian-heritage.org/ untuk mengetahui wacana kultur india, juga kita dapat melihat kultur budaya bali contohnya di alamat :http://www.indo.com/interests. Anda mampu melihat budaya bali dengan segala unsurnya :
Situs-1 : budaya india situs-2 : budaya bali

Kesimpulan Teknologi Informasi Dalam Media Pembelajaran


Peningkatan mutu pembelajaran mampu dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan teknologi pendidikan, yakni dengan cara mencari dan mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dalam mencar ilmu lalu dicarikan pemecahannya melalui aplikasi teknologi pendidikan. Upaya pemecahan permasalahan pendidikan terutama duduk perkara kualitas pembelajaran, mampu ditempuh dengan cara penggunaan banyak sekali sumber berguru dan penggunaan media pembelajaran yang berfungsi selaku alat bantu dan meningkatkan kadar hasil belajar mahasiswa. 

Beberapa aplikasi teknologi pendidikan yang mampu dijadikan alternatif untuk diseleksi ialah :


  • Pemanfaatan sumber berguru : pembelajaran seni mampu menggunakan sumber belajar, tidak cuma dosen sebagai sumber mencar ilmu utama melainkan juga bisa memanfaatkan alat (harware), matterial berupa materi pembelajaran, teknik dan juga setting berbentuklingkungan alam sekitar yang mampu dieksplorasi lebih jauh untuk pembelajaran seni.
  • Penggunaan multimedia penyajian : dalam acara mengajar penggunaan multimedia telah sepantasnya untuk lebih dioptimalkan hal ini didasari atas alasan kebermaknaan hasil berguru dan maraknya perangkat multimedia mirip software contohnya power point, director dan hardware mirip multimedia projector / lcd projector.
  • Penggunaan media pembelajaran : menurut riset penggunaan media, pada lazimnya menyatakan bahwa penggunaan media cukup efektif untuk meningkatkan hasill berguru, mengaktifkan mahasiswa dan meningkatkan motifasi mencar ilmu.pembelajaran seni dapat memakai pilihan media mirip video, film, media projector, dan printed matterial.
  • Penggunaan pembelajaran interaktif berbasis komputer (cbi) : pembelajaran tidak cuma dapat dilaksanakan secara konvensional (big group) namun bisa pula dikerjakan secara individual (individual lerning) yang memakai perangkat komputer sebagai alat bantu belajar, dengan acara ini mahasiswa secara aktif interaktif bisa belajar secara tuntas kepada satu bahan pembelajaran.
  • Pengembangan kriteria operational procedur (sop) untuk pembelajaran praktikum : hal ini dibutuhkan untuk mengembangkan pembelajaran untuk kenaikan faktor skill melalui praktikum, dengan mengetahui mekanisme sebelum praktikum dibutuhkan resiko ketidak efisiensian pembelajaran akan tertuntaskan.
  • Pemanfaatan internet selaku sumber mencar ilmu : internet dapat dipakai selaku sumber untuk mengeksplorasi wawasan ilmu termasuk pengetahuan ihwal seni dan juga mampu dipakai selaku anjuran untuk publikasi informasi dan produk seni.

 

 Sumber Referensi : Peran Penting Teknologi Dalam Media Pembelajaran Lengkap

• Alessi m. Sthephen & s.r., trollip. 1984computer based instruction method & development,new jersley : prentice-hall, inc.
• Alan januszewski, 2001, educational technology : the development of a concept, librarion unlimited.inc.
• Alexander,s.: “teaching and learning on the word wide web”,
Terse beliau http://www.scu.edu.au/
• Barbara b. Seels, rita c. Richey, 1994 , instructiuonal technology : the definition and domains of the field, aect washington dc.
• Cepi riyana, 2004, strategi implementasi teknologi keterangan dan komunikasi dengan menerapkan rancangan instructional technology, jurnal edutech, jurusan kurtek bandung. James, (199), school based rencana in information and communication technology: principles, templates & guidelines.
Tersedia : http://csile.oise.utoronto.ca/edmind/edmind.
• Sudirman siahaan,(2002) penelitian penjajagan perihal kemungkinan pemanfaatan internet untuk pembelajaran di slta di kawasan jakarta dan sekitarnya.
• Paul g geisert,dkk, 1999. Techer, computers and curriculum :micro computer in the classroom,needham, library of congress cataloging in publication data. Http ://www.U mich.edu/ ed626/gerlach_ely/ge_main
Sumber Web : http://physicsmaster.orgfree.com/Artikel%20Ilmiah%2010.html